Thursday, March 29, 2012

Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
 
Metode dalam menalar

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
induktif
  • Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
  • Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
  • Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Bagian ini membutuhkan pengembangan 

Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
 
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber: Wikipedia

Friday, March 23, 2012

PENULISAN ILMIAH (PI)

Menulis karya ilmiah tidak sama dengan menulis tulisan popular.  Menulis karya ilmiah mempunyai aturan-aturan dan teknik tertentu yang harus diikuti.  Dalam dunia ilmiah kita ketahui bahwa ilmu dan  pengetahuan didahului oleh ilmu dan pengetahuan sebelumnya, sehingga sebelum menulis tentu didahului dengan mengumpulkan informasi ilmu dan pengetahuan sebelumnya, sehingga menulis tidak dapat dipisahkan dengan membaca. 
    Menulis harus diawali dengan munculnya ide/gagasan tentang suatu topik.  Ide/gagasan muncul bisa dari si penulis sendiri tetapi dapat juga atas permintaan. Gagasan atau ide dapat diciptakan oleh si calon penulis dengan cara membaca situasi/kondisi atau membaca-baca literatur. Selanjutnya adalah tergantung mengembangkan ide dan hasil penelusuran menjadi bermanfaat melalui suatu tulisan. 
   Tulisan karya ilmiah sama pentingnya dengan pelaksanaan penelitian karena hasil penelitian yang tidak dituangkan kedalam laporan atau bahkan diterbitkan orang tidak akan tahu apa yang telah dilakukan.  Oleh karena itu menulis harus dipahami oleh orang yang membacanya. Menulis tulisan ilmiah yang efektif tidaklah mudah.  Pada umumnya tulisan yang baik akan  dapat dibaca dan dipahami oleh orang yang bukan bidangnya stsu orang yang baru mempelajarinya.
A.        Penertian Karya Ilmiah
    Tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman,jurnal, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.
B.        Faktor-faktor Penting
    Faktor-faktor penting dari sebuah tulisan ilmiah yang dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh pembaca (masyarakat ilmiah/non ilmmiah) antara lain :
  1. Kemampuan berbahasa tertulis : dengan menggunakan bahasa yang benar
  2. Topiknya:
    1.  up to date
    2. sesuai dengan keinginan dan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pembaca,
    3. memberikan solusi
    4. bukan hasil karya orang lain/meniru bahkan menjiplak
  3. Bahasanya mudah dimengerti oleh pembaca
  4. Tata cara penulisan sesuai kaidah penulisan ilmiah dan konsisten
    1. Penetapan judul
    2. Penulisan kalimat
    3. Penyusunan paragraf
    4. Kesinambungan antar paragraf
  5. Tujuan menulis
  6. Pengumpulan data
  7. Penelusuran
  8. Penulisan sumber serta cara pengutipan:Referensi yang digunakan tidak ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
C.        Penyiapan Penulisan Ilmiah
    Suatu tulisan ilmiah akan dibaca oleh orang lain, bahkan akan diguanakan sebagai acuan dalam sebuah penulisan.Dalam ilmu perpustakaan dikenal dengan istilah sitiran.Penggunaan sumber referensi tulisan orang berarti menyitir (citing), sedangkan tulisan yang digunakan sebagai acuan dinamakan disitir (Cited).  Oleh sebab itu sebelum memulai menulis diperlukan persiapan terlebih dahulu, berikut adalah petunjuk penyiapan penulisan ilmiah:
·         1.Mengorganisir informasi
Mengumpulkan seluruh karya atau informasi yang berkaitan dalam suatu map.
·         Mengidentifikasi pembaca
Karya yang akan ditulis sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman dan minat pembaca
·         Menetapkan tujuan
Menentukan subjek, masalah khusus yang menjadi isue,  apa yang telah dihasilkan pada karya terdahulu,metode apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
·         Membuat outline
Biasanya satu atau dua halaman akan merinci atau membagi item menjadi item yang lebih kecil.Selain itu juga untuk menghindari overlaping isi tulisan.
·         Kejelasan
Tulisan yang tidak rapi, membingungkan, mengaburkan dan menyesatkan pembaca hampir pasti akan berdampak yang buruk pada masyarakat ilmiah.
·         Kejujuran dan kepercayaan
Dengan membaca artikel yang ditulis diharapkan akan menambah    pengetahuan dan pengalaman bagi pemcacanya.Hindari istilah yang menyangatkan atau luar biasa.
·         Penyusunan draf
pertama kemudian dikoreksi ulang selanjutnya penyelesaian akhir penulisan (sumber; srihartinah@pdii.lipi.go.id)
D.        Syarat menulis karya ilmiah

1.   motivasi dan displin yang tinggi.
2.   kemampuan mengolah data.
3.   kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis).
4.   kemampuan berbahasa.

E.        Sifat karya ilmiah
formal harus memenuhi syarat:
1.lugas dan tidak emosional.
2. Logis disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
3.Efektif satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4.Efisien hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting.
5.ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

F.         Struktur Penulisan Ilmiah

      Susunan struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
  1. Bagian Awal. 
  2. Pendahuluan 
  3. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori 
  4. Hasil Penelitian dan Analisa   /  Pembahasan Pokok 
  5. Kesimpulan (& Saran)  
  6. Bagian akhir
1.  Bagian Awal

Bagian Awal, terdiri atas :
a.   Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Ilmiah.
b.   Lembar Pengesahan
Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, NIRM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, koordinator PI,serta Ketua Jurusan.

c.   Abstraksi
Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.
d.   Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).

e.   Daftar Isi
f.    Daftar Tabel
g.   Daftar gambar
h.   Lampiran

2.   2. PENDAHULUAN

    Di bab pendahuluan, Peneliti/ Penulis harus dapat secara fokus menuliskan masalah-masalah yang terjadi di tempat penelitiannya. Dengan membaca bab pendahuluan ini, setiap pembaca sudah dapat mengetahui apa sebenarnya yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitiannya.
Contoh: contoh unit usaha apotek yang akan dilakukan komputerisasi administrasinya (aplikatif).

2.1. Latar Belakang Masalah
    Di latar belakang masalah dijelaskan, apa saja kendala yang dihadapi oleh pengelola apotek dalam menjalankan kegiatannya. Mungkin saja kendala yang dihadapi adalah
(a)kurangnya pegawai,
(b)pegawai sering membolos,
(c)kekurangan mesin dan petugas kasir,
(d)kesulitan membuat laporan keuangan per hari,
(e)kesulitan dalam menghitung stok barang,
(f)kesulitan dalam pendataan pelanggan.
Jadi,dilatar belakang masalah ini dijelaskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pengelola apotek (unit usaha yang diteliti) yang sedang diamati.

2.2. Batasan Masalah
    Tentu saja, dari sekian banyak masalah yang dihadapi apotek tersebut tidak dapat diselesaikan seluruhnya (terutama dengan bidang ilmu komputer). Sehingga, isi batasan masalah adalah pemilihan masalah mana yang akan diselesaikan dengan PI ini.
   Misalkan, batasan masalahnya adalah, PI ini akan dibatasi pada masalah kesulitan dalam pembuatan laporan keuangan per hari, pendataan pelanggan, dan penghitungan stok obat.

2.3. Rumusan Masalah
    Dari batasan masalah yang telah dipilih, dirumuskan masalah tersebut dengan kalimat tanya. Dengan kalimat tanya tersebut, diharapkan para pembaca lebih tahu ke arah mana PI ini akan digiring.
      Rumusan masalahnya adalah : bagaimana rancangan sistem komputerisasi untuk menyelesaikan masalah pembuatan laporan keuangan perhari, pendataan pelanggan, dan penghitungan stok obat di apotek tersebut?Dari sini pembaca akan tahu bahwa PI ini ditulis untuk membuat perancangan sistem komputerisasi guna mecahkan masalah di atas.

2.4. Tujuan Penelitian
    Tentu saja, tujuan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah (yang telah dibatasi) di atas. Namun demikian, tujuan-tujuan lainnya (efek positif dari perancangan sistem) boleh saja ditulis. Misalkan,diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan meningkatnya kualitas pelayanan, maka para pelanggan akan merasa puas, dan diharapkan pelanggan akan bertambah  yang dapat meningkatkan penghasilan apotek.

2.5. Metodologi Penelitian
    Metodologi penelitian berisi mengenai bagaimana cara kita melakukan penelitian.Misalkan, penelitian ini dilakukan melalui studi lapangan yaitu dengan cara pengamatan, wawancara, penyebaran kuisioner, dan sebagainya.
    Penelitian juga dilakukan dengan membaca buku-buku teori tentang perancangan sistem, keuangan, perapotekan, dan contoh-contoh kasus yang menyerupai kasus yang akan dibahas.

2.6. Sistematika Penulisan
    Di sini dijelaskan mengenai pembabakan penulisan, Bab 1 mengenai apa, Bab 2 mengenai apa, dan seterusnya. Pembabakan ini dibuat selogis (terurut) mungkin.

 3. LANDASAN TEORI
    Di bab ini diungkapkan teori-teori yang digunakan Penulis untuk memcahkan masalah.Selain teori, bisa juga dimasukkan alat-alat (tools) perancangan sistem, namun demikian tools tersebut hanya digunakan sebagai pelengkap saja, teori utamanya harus dikedepankan.

 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN 
 Di bab ini dijelaskan secara runut (logis) mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan. Bisa dimulai dengan menganalisis permasalahan (di sub-bab batasan masalah), kenapa masalah itu bisa terjadi, apa saja kendalanya, dan apa langkah penyelesaiannya. Selanjutnya dilakukan proses atau prosedur atau langkah-langkah penyelesaian dari sub-bab rumusan masalah.

5. PENUTUP
    Pada bab penutup ini, isinya adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah jawaban mengenai “apakah pembahasan yang telah dilakukan dapat memecahkan masalah ?.” Jawaban harus jujur (sesuai dengan norma-norma keilmiahan). Saran berisi mengenai hal-hal yang dapat dikembangkan dari PI yang sudah diselesaikannya ini. 
    Saran juga dapat berisi mengenai penyempurnaan dari PI yang karena sesuatu hal belum dapat dilakukan secara sempurna di sini (misalkan, hendaknya pihak apotek memiliki format kertas yang standar untuk mencetak laporan keuangan harian agar pencetakan dapat menghemat tinta printer dan lebih cepat, dan sebagainya).

6. LAMPIRAN
    Lampiran berisi berkas-berkas yang merupakan pendukung penelitian dan penulisan, misalkan bisa berupa listing program, print-out laporan keuangan, lay-out di monitor komputer,surat persetujuan penelitian di apotek, dan sebagainya.

G. Jenis-jenis karya ilmiah 
   karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:

  1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. 
  2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
  3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
  4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
  5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

H. Manfaat Penyusunan karya ilmiah

      Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

  1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
  2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya,dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. 
  3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau katalog judul buku.
  4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
  5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
  6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.(sumber; http://ericktecno.com/pengertian-karya-ilmiah/)

I.         STRATEGI PENYUSUNAN PI
    Untuk menyusun PI diperlukan strategi khusus, baik strategi dalam faktor fisik maupun strategi dalam faktor mental. Untuk strategi fisik, tidak perlu diterangkan di sini, mudah-mudahan mahasiswa dalam keadaan sehat wal afiat dan pandai menjaga kesehatan tersebut selama masa penulisan PI dan seterusnya.
Adapun strategi non fisik akan diterangkan berikut ini.

·      Niat
Kegiatan apapun yang memerlukan kesiapan mental harus didahului dengan niat. Niat adalah kesadaran diri yang penuh bahwa kita akan berbuat sesuatu dengan mengerahkan segala kemampuan diri (berpikir dan bertindak) untuk mencapai apa yang akan kita inginkan, yaitu menyusun PI.Dengan niat, tentu pikiran kita (di manapun kita berada) akan fokus ke penyusunan PI dan bertindak (berperilaku) untuk mendukung penyelesaian penyusunan PI tersebut.

·     Tentukan pokok bahasan
Langkah berikutnya adalah menentukan pokok bahasan.

·      Konsentrasi berkesinambungan
Penyelesaian PI akan lebih baik jika tidak terjedanya konsentrasi kita untuk hal-hal lain di luar PI. Andaikan harus terjeda (pasti akan terjeda karena harus kuliah, ujian, dsb.)tetap harus memikirkan PI dan harus selalu menyediakan waktu untuk menyusun (misalkan pada malam hari). Satu hari saja kita tidak memikirkan PI maka sulit bagi kita untuk memulainya kembali, sehingga ada kiasan ”tiga minggu kita menyia-nyiakan penulisan, maka kita akan mulai menulis lagi pada tiga tahun kemudian.”

·      Sisihkan uang jajan
Tidak murah menyusun PI, tapi hasilnya (jika berhasil) tidak akan terbayar rasa bahagianya. Karenanya, jangan terlalu membebani orang-tua, mulailah dengan menyisihkan uang jajan. Gunakan uang jajan untuk membeli kertas, tinta printer, buku, dan segala sesuatu yang mendukung PI. Kita tidak bisa berharap, setiap tulisan yang kita buat (dan sudah kita cetak) tidak ada koreksi dari dosen pembimbing. Kita juga tidak bisa berharap bahwa sekali cetak akan mulus tercetak (kadang-kadang masih ada yang salah, kurang halaman, kotor, dan sebagainya.)

·      Kuatkan teori, dan kuatkan mental untuk siap berdebat
Pengujian bukan hanya sewaktu ujian sidang PI, tetapi sewaktu menyusun PI, kita sudah harus berhadapan dengan dosen pembimbing.  Salah satu cara dosen pembimbing mengetahui PI dibuat sungguh-sungguh oleh mahasiswa bimbingannya (bukan mencontek atau dibuatkan orang lain) adalah dengan mengujinya.